|
William P Sabandar (PresDir MRT Indonesia) |
Belakangan ini ramai sekali berita tentang Ibu kota Jakarta yang katanya akan dipindah ke daerah lain dan lagi-lagi wacana tersebut sudah beredar dari tahun-tahun sebelumnya yang ternyata hanya sebuah wacana saja.
Tentu saja wacana pemindahan tersebut bukan karena tanpa alasan. Beberapa hal yang sering dijadikan alasan karena untuk pemerataan pembangunan. Sedangkan alasan lainnya adalah Ibu kota Jakarta kini semakin padat dan itu terbukti dengan semakin sulitnya memiliki lahan tempat tinggal serta jalanan yang kian macet di mana-mana.
Namun sebenarnya menurut saya pribadi, pemindahan Ibu Kota Jakarta masih belum diperlukan untuk saat ini. Bila alasannya sebagai pemerataan, hal tersebut bisa dilakukan dengan cara meningkatkan pemerataan pembangunan didaerah-daerah jadi penduduk yang berada didaerah gak perlu ke Jakarta untuk mencari nafkah dengan segala cara (non-kopetensi) sehingga menimbulkan kepadatan penduduk.
Dan tentang kemacetan. Yaa.. Sekarang buka pintu pagar saja sudah ketemu macet tapi saya percaya pemerintah akan terus berupaya membenahinya. Dari beberapa upayanya pun sudah sedikit memberikan solusi seperti pengadaan busway transjakarta yang terus ditambah armadanya dan separator jalannya pun terus diperbaiki supaya gak ada lagi yang melintasi jalurnya selain busway.
Kini pun Jakarta Menuju Masa Depan dalam hal pembenahan transportasi. Selain Busway, sekarang Jakarta sedang melanjutkan pembangunan transportasi yang bernama MRT (Mass Rapid Transit). Adalah sebuah trasportasi modern yang merupakan sebuah kereta bawah tanah dan sudah banyak di aplikasikan di negara maju.
Dalam kesempatan Halal Bii Halal forum Jurnalis dan Blogger MRT 5 Juli 2017 lalu. Bapak William P Sabandar mengatakan bahwa pembangunan MRT Jakarta sudah 74,89 % dan dipastikan akan rampung pada bulan Maret 2019 dengan dua tahapan. Tahap I (Dukuh Atas, Blok M – Sisingamngaraja. Koridor Fatmawati Raya (Cipete, Blok A dan Hj. Nawi), Fatmawati) dan Tahap II (Bundaran HI, Setiabudi, Bendungan Hilir, Istora - Senayan)
Tujuan pembangunan MRT ini jelasnya sebagai moda transportasi masal yang mampu menampung hingga 174.000 penumpang dalam per harinya dengan layanan keamanan dan kenyamanan penumpang. Pastinya akan memiliki stasiun yang lebih modern dan sistem tiket yang terintergrasi dengan moda transportasi lainnya dan akan didukung oleh tenaga ahli dalam operasional MRT.
"Kami sedang melakukan training kepada 196 pekerja mulai dari masinis kereta hingga perawatan keretanya" ujar William P Sabandar saat menjelaskan profesionalisme tenaga kerja MRT.
Kenyamanan memang merupakan hal yang wajib diperhatikan dalam setiap moda transportasi. Dan dalam hal ini MRT akan melengkapi stasiun MRT dengan berbagai hal kebutuhan gaya hidup seperti adanya kedai kopi, restoran, dan lain-lain yang bisa memberikan kenyamanan penumpangnya.
Artikel keren lainnya:
Semoga MRT dapat beroprasi sesuai jadwal ya Mas Alfan
BalasHapusAamiin mba, biar gak macet lagi yah
Hapus