Satu
hal yang sungguh sangat menghibur di sebuah acara diskusi Pagelaran Seni Budaya
Anti Penyalahgunaan Narkoba yang bertema “Mari kita selamatkan pengguna
Narkoba” pada tanggal 25 Maret 2014 kemarin adalah adanya anak-anak dari
kelompok Teater Tanah Air.
Teater
Tanah Air adalah kelompok teater anak yang didirikan oleh Jose Rizal Manua,
seorang lelaki paruh baya kelahiran Padang, Sumatera Barat 14 September 1954.
Beliau merupakan seorang sarjana Kesenian dan lulusa IKJ (Institut Kesenian
Jakarta), tentu dia sudah sangat berpengalaman sekali di dunia teater. Sudah
banyak kelompok-kelompok teater yang ia bentuk sebelumnya.
Jose
Rizal Manua juga dikenal sebagai aktor dan juga deklamator (orang yang
mendeklamasi sajak) diantaranya :
1. Oeroeg
(1993)
Merupakan
kisah yang diambil dari sebuah novel roman yang dibuat oleh penulis Belanda yaitu
Hella Haasse
di tahun 1984 dan sempat pula di rilis kedalam sebuah film pada tahun 1993. Film
ini bercerita tentang persahabatan anak-anak Hindia Belanda pada masa
penjajahan Belanda di Indonesia. Berdasarkan
sumber yang ada, tidak dijelaskan mengenai peran Jose Rizal Manua.
2. Kala
(2007)
Sebuah
film bergenre Noir (drama criminal ala Hollywood) yang menceritakan tentang
harta karun misterius yang memiliki hubungan erat dengan bangsa Indonesia. Film
ini juga diperankan oleh sineas-sineas muda yang diantaranya Fachri albar, Ario
Bayu, Shanty, Sujiwo Tejo, dan juga Jose Rizal Manua. Di film Kala Jose Rizal Manua berperan
Antagonis sebagai seorang Pindoro yang merupakan seorang pembunuh.
3. Meraih
Mimpi (2009)
Film
ini merupakan film animasi anak yang diadopsi dari Novel Sing to the Down. Di
dalam film ini Jose hanya sebagai pengisi suara saja. Ia berperan sebagai
kakek-kakek yang gila.
Sejak
tahun 1975, Jose bersama seniman lain yaitu Yos Marutha Effendi juga pernah
mendirikan kelompok teater yang bernama Teater Adinda, teater tersebut
merupakan teater anak-anak yang terdiri dari anak-anak usia 7-14 tahun saja.
Beliau
juga merupakan Bengkel Deklamasi di Taman Ismail Marzuki Jakarta. Sudah banyak
Prestasi yang ia capai diberbagai bidang sastra seperti pembaca puisi terbaik
dan bersama Teater Tanah Air yang ia buat berhasil memenangkan medali emas
sebagai Best Performance dalam The Asia-Pacific Festival of Childrens Theatre
di Toyama, Jepang. Dengan judul Earth within Children Hands ditahun
2004, “9th World Festival of Children’s Theater” di Lingen (Ems) – Jerman pada
tahun 2006, “The Best Performance” pada “10th World Festival of Children’s
Theater” di Moskow pada tahun 2008.
Dan
di tanggal 25 Maret 2014 kemarin suatu kebanggan untuk saya pribadi melihat
penampilan hebat mereka (kelompok Teater Tanah Air) diacara diskusi bersama
Badan Narkotika Nasional (BNN) yang diselenggarakan di gedung SMESCO Jakarta.
Ternyata kelompok ini terdiri dari belasan anak-anak yang lucu sekali.
Warna-warni
pakaian dari ujung kaki hingga ujung rambut mereka mencerminkan generasi ceria
anak-anak Indonesia. Diatas pentas mereka memainkan lakon perlawanan anti
narkoba.
Diawal
penampilan mereka bercerita dengan kisah anak-anak kecil yang sedang asik
bermain-main. Aksi mereka membuat ketawa para tamu yang berada disana. Dengan
dandanan mereka yang penuh warna menyelimuti wajah polos mereka. Bersama dengan
gerakan yang seirama serta suara-suara lucu sempurna menambah ramai suasana
penampilan mereka.
Aksi
mereka mengubah suasana yang serius menjadi penuh tawa terutama saat beberapa
anak geal-geol diatas panggung. Bukan sekedar mereka bermain dan bernyanyi
tetapi di pentas tersebut juga terdapat seorang dengan berbadan gendut berperan
sebagai gembong narkoba.
Gembong
narkoba itu datang disaat anak-anak ceria tersebut sedang membangun kesepakatan
ditahun 2014 adalah tahun dukungan untuk para korban narkoba serta komitmen
untuk menjadikan Indonesia Bebas narkoba di tahun 2015.
Dengan
diiringi musik sang gembong tersebut menjerat anak-anak dengan narkoba, namun
terdapat perlawanan terhadap sang gembong dari mereka. Salah satu mereka
berupaya membebaskan teman-temannya yang sedang terjerat dan dengan tipu daya
muslihatnya dia berhasil melumpuhkan sang gembong narkoba tersebut dengan
sebuah peletasan.
Setelah
berhasil melumpuhkannya, akhirnya dia berhasil membebaskan para temannya dan
mereka pun mencoba untuk balas dendam dengan sang gembong tersebut dengan
membunuhnya. Namun sayang sang gembong berhasil kabur melarikan diri setelah
pulih dari ledakan petasan tersebut. Begitu singkat ceritanya, aksi teater
musical dan gerakan lucu mereka sunguh menghibur dan dapat mencairkan suasana
diruang diskusi itu.
Dan
dari pertunjukan mereka sangat kental terdapat pesan moralnya. Pada intinya
memang kita harus melakukan perlawanan terhadap narkoba namun yang namanya
perlawanan tidak harus dengan kekerasan serta melindungi para generasi muda
bangsa Indonesia dari bahaya narkoba karena hebatnya sebuah bangsa tergantung
dari generasi-generasi mudanya. Sangat disayangkan bila mereka yang masih muda
terpengaruh oleh narkoba.
Referensi :
Artikel keren lainnya:
Seru cerita dari teater tanah air ini, dan bisa mngibur seluruh penonton yang ada.
BalasHapusSalam
seru sekaligus lucu dengan aksi geal-geol bocah warna-warni teater tanah air :))
HapusSaya sering sekali tidak mengerti teater hehehehe...
BalasHapusBahkan saya jarang sekali mengerti teater -_-"
Hapus