 |
dr. Eka Laksmi Hidayati, Sp.A(K) dan dr. Cut Putri Arianie, MH.Kes selaku Direktur P2PTM |
Beberapa waktu
yang lalu saya pernah melihat sebuah postingan seorang teman dengan SS (screen
shoot) dari seorang dokter di sosial media twitter @GiaPratama. Memang cukup
menarik rupanya isi dari akun tersebut karena sering membahas tentang dunia
kesehatan. Saat itu isinya membahas soal ginjal dan juga bertepatan dengan
wafatnya salah satu sesepuh sekaligus tokoh masyarakat dilingkungan tempat
tinggal saya yang disebabkan oleh penyakit ginjal yang dideritanya.
Dari sana saya mendapat pengetahuan yang sangat
berharga, mengenai ginjal yang merupakan salah satu organ tubuh manusia yang
dikatakan berukuran hanya sekepal tangan namun merupakan organ tercanggih dalam
tubuh.
Fungsi dari
ginjal pun sebagai detoksifikasi darah. Menyaring segala limbah dari apa yang
kita makan dan minum lalu membuangnya melalui urin namun memisahkan berbagai
protein dan zat lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh.
Lalu
bagaimana bisa adanya penyakit pada ginjal atau biasa kita kenal dengan Batu
ginjal ?
Hal itu
disebabkan oleh adanya endapan-endapan dari proses penyaringan oleh organ
ginjal. Namun ngga serta merta langsung menjadi besar, karena butuh waktu
berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun oleh sebab itu penyintasnya kebanyakan
adalah orang dewasa.
Akan tetapi
seperti yang di bahas pada media briefing yang bertema “Kenali Gangguan Ginjal
Pada Anak” pada 13 November 2018 lalu di Kementerian Kesehatan,
sebenarnya gangguan ginjal pun dapat dialami oleh anak-anak pada usia 0-9
tahun.
Dalam acara
tersebut turut hadir dr. Eka Laksmi
Hidayati, Sp.A(K) sekalu UKK Nefrologi IDAI, unit kerja kelompok yang
bertugas di RSCM, Jakarta, dr. Cut Putri Arianie, MH.Kes selaku
Direktur P2PTM (Pencegah dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular).
 |
Foto bersama blogger dan Viara, sumber foto : Frieda |
Jenis gangguan ginjal anak
Berdasarkan
waktu terjadinya, gangguan ginjal terbagi menjadi dua. Yakni bawaan sejak lahir
dan didapat setelah lahir. Gangguan ginjal bawan sejak lahir, pada umumnya
ditandai dengan adanya kelainan bentuk ginjal dan saluran kemih. Dan gangguan
ginjal setelah lahir, ditandai dengan infeksi saluran kemih dan radang ginjal
akibat berbagai proses yang bukan infeksi.
Gangguan
ginjal pada anak pun terbagi dua, Gangguan ginjal kronik dan Gangguan ginjal
akut. Gangguan ginjal kronik adalah kondisi penurunan fungsi ginjal anak secara
bertahap selama tiga bulan atau lebih. Dan juga akan mengalami penurunan fungsi
penyaringan, kontrol jumlah air dalam tubuh, kadar garam dan kalsium dalam
darah. Sedangkan gangguan ginjal Akut merujuk pada kondisi di mana ginjal anak
mengalami kerusakan fungsi secara mendadak.
Penyebabnya adalah penyumbatan
sistem penyaringan ginjal oleh sel darah merah yang hancur, trauma luka bakar,
dehidrasi, pendarahan, cidera atau operasi.
Gejala gangguan ginjal pada anak
Perlunya
deteksi dini gangguan ginjal pada anak karena gangguan ini gak dapat hilang
dengan hanya pengobatan saja, sebaliknya dapat berdampak memburuk bila gak di
deteksi lebih dini.
Beberapa
gejala gangguan ginjal diantaranya adalah dengan hilangnya nafsu makan, mual,
lemas, lesu, sesak nafas, sakit perut, masalah mulut, kesemutan, kram otot,
tekanan darah tinggi, pembengkakan pada pergelangan kaki atau tangan secara
simetris, dan frekuensi buang air kecil meningkat.
Apabila
terdapat gejala seperti itu pada anak, sebaiknya segera melakukan pemeriksaan
ke dokter.
Pencegahan gangguan ginjal pada anak
Menghindari
dehidrasi merupakan langkah baik dalam mencegah gangguan ginjal. Karena mayoritas dalam tubuh manusia berisi air, sangat penting untuk memperhatikan kecukupan air dalam tubuh. Untuk menjaga kesehatan ginjal, dianjurkan untuk meminum air putih/ bening yang gak mengandung bahan kimia tambahan atau pun zat lainnya.
Di Indonesia
penyintas gangguan ginjal anak terbilang cukup besar, pada tahun 2017 terdapat
212 anak dari 19 Rumah sakit di Indonesia. Untuk mengurangi jumlah tersebut, pemerintahan
Indonesia melakukan pencanangan Gerakan AMIR (Ayo Minum Air) dan juga CERDIK
(Cek kesehatan berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin olah raga, Diet seimbang,
Istirahat yang cukup, dan Kelola Stres).
Dalam hal ini sangat perlunya peranan orang tua dalam memperhatikan pola hidup sehat anak, terutama mengenai makanan dan minuman yang mereka konsumsi guna mencegah terjadinya gangguan ginjal pada anak.
Belum ada tanggapan untuk "Deteksi dini gangguan ginjal pada anak"
Posting Komentar