Memperingati Isra' dan Mi'raj sekiranya dapat mengingatkan kita pada peristiwa paling bermakna dalam Islam. Sebuah peristiwa yang tidak dapat diterima oleh akal sehat sekalipun namun harus dengan keimanan sebagai seorang muslim yang taat.
Karena dengan keimanan kita bisa percaya bahwa adanya Tuhan Yang Maha Esa serba turut campur dalam kehidupan di dunia ini. Isra' Mi'raj yang merupakan sebuah peristiwa nyata Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam 14 abad silam dalam satu malam mampu berpindah tempat dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa tanpa adanya teknologi mutakhir. Bukan hanya itu, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam didampingi malaikat jibril melakukan perjalanan spiritual yang Maha Dahsyat menembus dimensi ruang dan waktu hingga Sidratul Muntaha dan bertemu dengan Allah SWT.
Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. (QS. Al-Isra’: 1)
Peristiwa itu merupakan satu-satunya dalam peradaban manusia dan hingga kini belum ada yang sanggup mengikutinya. Dan yang terpenting adalah peristiwa itu memiliki makna yang sangat berarti bagi umat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Tak terkecuali bagi saya, dalam peristiwa itu menurut saya terdapat 4 makna yang terkandung dalam Isra' Mi'raj.
Pertama, Hadiah Mulia Dari Allah SWT.
Bukan tanpa sebab peristiwa tersebut terjadi melainkan kehendak Allah SWT yaitu untuk menunjukan KebesaranNYA. Sebelum isra' mi'raj terjadi, duka mendalam dialami Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. wafatnya Abu Thalib bin Abdul Muthalib (paman nabi), wafatnya Siti Khodijah (istri Nabi), dan diboikotnya kaum bani Hasym oleh kaum Quraisy.
Kedua, Perintah sholat 5 waktu sebagai bukti Takwa kepada Allah SWT.
Setibanya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam di Sidratul Muntaha, beliau mendapatkan perintah agar menjalani shalat 50 waktu namun beliau meminta agar menjadi 5 waktu saja sebagai bukti takwa umatnya kepada Allah SWT.
Dalam hal ini tentu saja kita ketahui bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat menyayangi umatnya.
Ketiga, Hidup secara Vertikal dan Horizontal.
Peristiwa isra' mi'raj merupakan bagaimana sikap dan sifat kita dalam bersosialisasi di dunia ini dengan menjadi manusia yang perduli dengan sesama (horizontal) dan bagaimana menjalin hubungan kita dengan sang maha kuasa dengan cara menjalankan segala perintahNYA dan menjauhkan segala laranganNYA (Vertikal).
Keempat, Mengikuti langkah hijran Nabi Muhammad
Pasca peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad pun kembali kebumi guna melanjutkan dakwahnya kepada manusia. Dan Nabi Muhammad mendapat perintah agar hijrah dari Mekkah menuju ke Madinah oleh Allah SWT guna mendapatkan perlindungan dari ancaman kaum Quraisy.
Di Era kekinian tentu kita juga harus mengikuti langkah hijrah Nabi Muhammad namun tidak mesti menuju ke Madinah tapi dengan cara menjadi pribadi yang lebih baik lagi, dengan cara meninggalkan segala keburukan menuju kebaikan seperti yang sudah disampaikan dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam
Tentunya di momen Isra' mi'raj 27 rajab 1438H kali ini bukan sekedar memperingatinya semata tetapi juga dapat menjadi refleksi diri untuk segera hijrah menjadi pribadi yang lebih takwa lagi. Lalu bagaimana kalian memaknai Isra' Mi'raj ?
Isra' mi'raj adalah peristiw penting bagi umat muslim. Semoga kita bisa meniru sikap Nabi yang bergerak menjadi lebih baik
BalasHapusMakna isra' mikraj itulah yang kudu diambil umat islam dalam keseharian untuk sekarang ini
BalasHapussemoga tidak sekedar acara seremonial saja ya. karena makna isra' mi'raj begitu dalam
BalasHapus