Setelah jelajah Kalimantan kini Datsun Risers Expedition kembali beraksi. Tanggal 2 Maret 2016 seluruh tim tiba di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda untuk menjelajah serambi mekah. Setibanya di bandara itu kami pun langsung disambut oleh tim Datsun Risers Expedition yang akan membawa kami ke titik kumpul.
Tak lama berseling kami tiba di Hotel Ringroad yang berjarak tidak terlalu jauh dari bandara. Disana kami para risers berkumpul dengan panitia yang telah siap untuk menjelajah serambi mekah bersama-sama.
Pantai Lampu uk
Bertempat di Aceh Besar bagian utara lokasi ini memiliki pesona alam yang sangat mengagumkan dengan ombak cantik untuk surfing tidak kalah dengan Bali yang banyak orang tahu dan tentunya yang banyak diburu orang-orang saat berada di pantai adalah keindahan sunsetnya yang sangat menawan.
Selain itu pantai ini juga menjadi saksi kebesaran sang pencipta. Di daerah pantai ini terdapat sebuah masjid yang sanggup bertahan secara utuh saat bencana Tsunami melanda Aceh pada tahun 2006 silam. Lupa namanya dan kami tidak bisa kesana karena saat itu ada sebuah acara daerah yang khawatir kehadiran kami jadi mengganggu.
Sebaliknya, pulau Sumatera yang terkenal sebagai daerah retakan bumi kembali mengguncang Aceh disaat bersamaan kami disana. Tapi kami bersyukur karena tidak terjadi seperti yang kami khawatirkan dan kami memilih untuk kembali ke hotel untuk mengisi tenaga buat perjalanan selanjutnya.
Mengintip Permaisuri Mandi di Gunongan
Satu hal yang tidak mungkin terlewati saat ekspedisi adalah kesempatan untuk eksplorasi daerah tersebut. Saat di Aceh, tim diajak untuk mengeksplorasi satu demi satu potensi wisata disana tanpa terkecuali tentang asal usul dan budayanya.
Berangkat ke Gunongan yang aslinya adalah sebuah taman tempat bermain permaisuri Phang yang dipersembahkan oleh Sultan Iskandar Muda. Menurut pengurus taman tersebut, permaisuri Phang berasal dari kerajaan Pahang yang merupakan istri dari Sultan Iskandar Muda yang dipersunting saat beliau menguasai kerajaan Pahang. Nama asli dari permaisuri tersebut bernama Karmila.
Disana terdapat dua buah taman yang berundak dan untuk memasuki taman yang pertama harus menundukan kepala karena melewati pintu kecil dan tangga yang sempit untuk naik ketaman tersebu. Di taman yang kedua lokasinya tidak jauh namun lebih luas dari taman yang pertama.
Tidak hanya terdapat taman tetapi konon di gunongan juga terdapat tempat
mandi permaisuri.. WoW.. ternyata permaisuri tidak mandi di balik pelangi tetapi mandi di Gunongan ini. Faktanya hal itu hanya mitos saja, karena ditempat ini tidak terdapat kolam ataupun kamar mandi permaisuri tapi hanya terdapat sebuah pancuran kecil sebagai tempat mencuci rambut permaisuri saja.
Dan Aceh sendiri memiliki beragam ras diantaranya Arab, Cina, Eropa dan Hindia. Hal itu terjadi karena Aceh pernah melakukan kerjasama hingga menjadi daerah jajahan,
Gunongan juga menjadi salah satu bukti yang diketemukan dalam hikayat kerajaan Aceh dari sekian banyak bukti kebesaran kerajaan Aceh dalam sejarah yang hingga kini masih terus dicari.
Aceh dan Bencana Tsunami
Tahun 2004 merupakan tahun dengan duka yang mendalam bagi Aceh karena ditahun itu daerah Aceh mengalami bencana alam hingga memakan banyak korban dan kami pun berkesempatan untuk menyaksikan dahsyatnya bencana yang terjadi saat itu melalui saksi-saksi yang berada di Museum Tsunami.
Di museum itu kami bisa melihat bagaimana dan seperti apa gelombang tsunami yang saat itu menerjang Aceh. Tampak jelas Kuasa Ilahi saat itu dan tidak hanya di Indonesia tetapi gelombang tsunaminya juga mencapai hingga ke sebaian negara India. Duka yang mendalam dari kami untuk Aceh.
|
Bersama mas Aufar (kaos hitam berkacamata) |
"Semalam sebelumnya saya masih bermain playstation bareng saudara tapi esoknya saya harus kehilangan" cerita Aufar seorang teman dari komunitas mobil datsun asal Aceh yang menjadi salah satu saksi hidup dalam bencana alam saat itu dan kehilangan beberapa sanak saudaranya.
Pertemuan kami dengan Aufar memberikan banyak cerita saat terjadi bencana dari detik-detik terjadinya tsunami hingga ia harus berulang kali tergulung gelombang dahsyat tersebut yang membuat dirinya terus bersyukur karena Allah SWT masih memberikan ia kesempatan untuk selamat dan hidup dari bencana yang ia alami.
Aceh yang porak poranda membuat dirinya pesimis untuk bisa kembali normal dalam waktu yang singkat. Ia berasumsi kalau kotanya akan normal dalam waktu yang sangat lama lebih dari sepuluh tahun. Tapi ternyata dibalik duka ini terdapat sebuah berkah sendiri bagi Aceh. Mereka yang sedang berperang menjadi damai kembali dan dunia pun turut membantu dengan rasa kemanusiaannya.
|
Ujung Dunia alias Bukit Tebing, Aceh. Melihat langsung Samudra Hindia. |
Wah..serunya bisa jalan-jalan terus. Ada asiknya juga ya, ikutan komunitas mobil. Bisa keliling dunia :)
BalasHapus