|
Yuen Kong Kindergarten | Sumber foto : http://www.panoramio.com/photo/42723430 |
Seperti diingatkan kembali bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk di kehidupan kita dan mendapatkan pendidikan sangatlah sulit selain butuh kemauan dan biaya, pendidikan juga butuh sosok panutan sebagai pembimbing di dunia pendidikan. Hal ini dapat tercermin dari sebuah film nasional bernama Laskar Pelangi yang disadur dari sebuah novel karya Andrea Hirata.
Begitu juga dengan film Little Big Master yang terinspirasi dari sebuah kisah nyata pada tahun 2009 tentang perjuangan seorang wanita yang memiliki jiwa sosial untuk mempertahankan sebuah harapan di sekolah taman kanak-kanak bernama TK Yuen Kong, di kota Yuen Kong, Hongkong. Little Big Master sebuah film persembahan Celestial Movies untuk membangkitkan kembali perfilman Hongkong.
Sinopsis
Berawal dari konflik hati seorang kepala sekolah bernama Lui Lai Hung (Miriam Yeung) yang dipaksa untuk memberikan nilai bagus terhadap anak donatur tetap sekolah ternama yang ia pimpin. Dengan kejadian itu pun ia menolak dan mengundurkan diri dari sekolah tersebut dan berencana untuk berlibur keliling dunia bersama sang suaminya, Dong (Louis Koo) yang seorang perancang museum dan keputusan Hung tersebut turut didukung olehnya yang juga mengajukan diri untuk pensiun lantaran pihak museum yang kekurangan dana.
Merasa jenuh Hung mencoba untuk melakukan aktifitas lain seperti berolah raga di tempat Fitness namun disaat itu juga ia melihat berita tentang sebuah sekolah taman kanak-kanak Yuen Kong yang terancam ditutup karena tidak memiliki kepala sekolah dan tenaga pengajar hingga akhirnya hanya menyisakan 5 orang siswa saja.
Pengawas sekolah tersebut sudah berusaha mencari seorang kepala sekolah tapi banyak yang tidak mau lantaran pihak sekolah hanya mampu membayar upah sebesar 4.500 Dolar Hongkong untuk seluruh tugas dari membuat kurikulum, memperbaiki bangunan sekolahan yang sudah tua, membersihkan toilet, dan lain sebagainya.
Sebelum Hung mengambil tugas itu, dirinya sempat mengunjungi sekolah tersebut untuk melihat kondisi yang sesungguhnya. Dan makin tersentuh ketika melihat 5 (lima) siswa TK tersebut yang masih semangat untuk datang ke sekolah meskipun kondisi sekolah mereka terancam tertutup untuk selamanya terhitung 6 bulan sejak Hung melamar sebagai kepala sekolah disana.
Banyaknya intimidasi dari pihak luar membuat kelima siswa tersebut enggan bertemu dan hal ini dirasakan oleh Hung yang mencoba untuk berkenalan dengan mereka yang masih polos dan lugu.
Semakin mantap jiwa Hung untuk mengajar di TK itu meskipun dengan bayaran yang sangat murah. Tantangan yang luar biasa bagi Hung untuk jadi kepala sekolah sekaligus pendidik disana, pasalnya Hung mantan kepala sekolah ternama di kota sehingga banyak orang yang mencemohnya namun dirinya tetap konsisten dengan pilihannya.
Adaptasi awal pun dilakukan Hung dengan berkenalan kepada kelima siswanya yang bernama Ho Siu Suet / Siu Suet (Ho Yun-Ying Winnie), Tam Mei Chu / Chu Chu (Keira Wang), Lo Ka Ka (Fu Shun-Ying), Kitty Fathima dan Jennie Fathima (Zaha Fathima & Khan Nayab) sebagai anak kembar.
Ditengah rasa pesimis masyarakat sekitar Hung dibantu oleh suaminya mulai membersihkan lagi sekolah yang tampak berantakan lama tidak terurus.
Konflik Klimaks
Dibalik rasa pesimisnya masyarakat sekitar tentang masa depan sekolah yang terancam ditutup ada sebuah tantangan besar yang harus dihadapi oleh sang kepala sekolah yaitu latar belakang dari masing-masing siswa yang ada di sekolah tersebut.
Kemiskinan
Kemampuan ekonomilah yang menjadi alasan utama, seperti Siu Suet yang merupakan anak dari seorang ayah yang bekerja sebagai tukang kelontong dan sakit-sakitan, Chu Chu merupakan anak yatim piatu yang diasuh oleh bibinya yang hanya seorang tukang cuci piring di restoran, Ka Ka seorang anak dari mantan atlit yang gagal karena kecelakaan dan selalu bertengkar dengan istrinya, kitty dan Jennie kakak beradik yang tidak diijinkan ayahnya untuk sekolah karena menurut ayahnya lebih baik mereka bekerja membantu usaha orang tuanya, namun kelima siswa tersebut tetap bertahan disekolah tersebut karena dari diri mereka masing-masing memiliki semangat untuk sekolah.
Kondisi dan Tekanan
Selaku kepala sekolah sekaligus tenaga pengajar tunggal menjadikan dirinya kian harus bekerja keras terlebih ia merasa terpanggil jiwanya untuk total meneruskan pembangunan sekolah tersebut dan membuka kelas baru lagi meskipun Hung tengah sakit paska operasi.
Mengetahui niat istrinya, Dong menjadi marah karena yang seharusnya membina sekolah tersebut hanya untuk menyelamatkan sekolah dari kebangkrutan dan mereka dapat berlibur keliling dunia.
Rasa optimisnya memjadikan Hung bertekad mencari siswa baru hingga membuat dirinya lupa akan kesehatannya dan akhirnya ia harus melakukan perawatan di rumah sakit. Namun meskipun ia dirawat, kali ini Hung tidak sendiri. Ia didukung oleh seluruh orang tua muridnya sebagai rasa optimis mereka terhadap tekad Hung untuk mendirikan sekolahan didaerah mereka untuk anak-anak disana agar mendapatkan masa depan yang cerah.
Predikat sekolah yang terancam ditutup membuat sekolah tersebut kurang dipercaya oleh masyarakat disana sehingga sulit untuk mendapatkan siswa baru. Tetapi Bahagia bercampur pilu diakhir semester terdapat satu siswa yang lulus dari TK itu.
Siapa sangka, tekad dan keberhasilan Hung wisuda satu muridnya menjadikan buah sukses darinya sehingga sekolah tersebut terkenal dan memiliki banyak pendaftar siswa baru hingga akhirnya sekolah tersebut terselamatkan.
Film ini bagi saya sangat menyentuh hati dan dari pengalaman saat nonton bersama dengan Celestial Movie banyak penonton yang berlinang air mata saat melihat problema dalam pendidikan yang ternyata masih banyak lembaga pendidikan yang kurang diperhatikan terlebih mulai dari level pendidikan yang paling dasar sekali dan itu terjadi tidak hanya di dalam negeri tetapi juga terjadi di luar negeri seperti Hongkong.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Little Big Master Film Yang Menginspirasi Dari Celestial Movie"
Posting Komentar