Jakarta 30 Maret 2013, music orchestra
klasik tersaji disebuah aula Simfonia yang terletak dikawasan Kemayoran
Jakarta. Acara ini merupakan sebuah konser amal dari The Palestine National
Orchestra (PNO) yang bertujuan menghimpun dana melalui penjualan tiket untuk
pengembangan sekolah-sekolah musik di daerah timur tengah terutama di Palestina.
The Palestine National Orchestra
(PNO) merupakan mega proyek yang dibentuk oleh Edward Said National
Conservatory of Music di Palestina. PNO terdiri dari banyak musisi dan pengajar
music professional mancanegara terutama dari negara timur tengah.
Kemarin malam merupakan
pengalaman yang tidak bisa dilupakan, pasalnya ini merupakan pengalaman pertama
saya untuk menyaksikan secara langsung pertunjukan orchestra musik klasik kelas
dunia. Meski saya datang pada saat istirahat alias terlambat tiga puluh menit
pertama namun setelah itu saya disambut hangat oleh Wissam Boustany yang merupakan
peniup alat musik Flute professional dan memiliki banyak penghargaan. Dia memainkan
alat musiknya dengan beberapa nada-nada melodi yang diantaranya melodi oriental
dan juga timur tengah dengan sangat energik.
Setelah itu saya pun disuguhkan
dengan penampilan dari PNO yang dipimpin oleh konduktor orchestra yang bernama
Matthew Coorey. Dia seorang konduktor yang sangat professional dan
berpengalaman di banyak kelompok orchestra di eropa. Dengan alunan tangannya,
beliau berhasil menciptakan harmonisasi nada dari berbagai alat musik yang ada
hingga membuat para penonton terkagum.
Dalam acara itu hadir pula
soprano asal Paris Prancis yang bernama Mariam Tamari, dia telah mampu menyanyikan
sebuah music klasik eropa dan yang saya sangat takjub ketika dipenampilan dia
yang kedua dan akhir konser dihari pertama, dia mengenakan kebaya hijau khas Indonesia
dan menyanyikan sebuah lagu nasional Tanah Airku dengan khas nada tingginya
yang diiringi oleh The Palestine National Orchestra.
Dan saya pun bangga karena ada
tiga musisi professional Indonesia yang turut serta dalam rombongan Orchestra
yang dipimpin oleh Matthew Coorey seperti halnya Rama Widi pada alat musik Harpa,
Adi Nugroho dan Michelle Siswanto pada alat musik biola.
Acara yang rencananya akan di
gelar sebanyak dua hari pada tanggal 30-31 Maret 2013 ini dihadiri pula oleh
ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Dwiki Dharmawan, dan Kedutaan Palestina
untuk Indonesia.
Diakhir acara saya pun
menyempatkan diri untuk berfoto dan sedikit berbincang dengan salah satu violin
yang bernama Michelle Siswanto di lobby. “ Acara ini lebih bertujuan untuk
memberitahukan kepada dunia terlebih Indonesia bahwa Palestina ditengah
peperangannya masih memiliki musisi-musisi berkualitas “ ujar Michelle saat
saya menanyakan tujuan acara yang sebenarnya. Dengan senyum manisnya, dia juga
berharap Indonesia yang damai dapat memiliki kelompok orchestra yang tidak
kalah luar biasa dari PNO.
Dan saya juga berharap dengan
adanya acara yang di dukung oleh Addie MS, PT Agate Indonesia Selaras, dan
Kedutaan Palestina seperti ini dapat menciptakan suatu gebrakan para komposer
Indonesia untuk membuat sebuat acara orchestra yang lebih spektakuler yang
menggabungkan alat musik modern dengan alat musik tradisional secara Indonesia merupakan
negara dengan berbagai ragam seni dan budayanya.
Promosi : untuk teman-teman yang
tidak menyaksikan di hari pertama, hari ini tgl 31 Maret 2013 merupakan hari
ke-2 dan terakhir dari konser Palestine National Orchestra (PNO). Tiket dapat
di beli di www.raja karcis.com atau menghubungi
info@agateconvex.com dan 0818744055.
J
Artikel keren lainnya:
Reportase yang keren, pembaca serasa ada diajak kesana :)
BalasHapusUpaya Palestina benar2 gigih dalam segala hal, patut kita dukung.
Terima kasih atas apresiasinya, aku belajar banyak dari komunitas :)
HapusAlfannn : kerennn bangett, eh itu pak Din lagi bisik2 apa sama rekan beliau? :P
BalasHapusdia abis photo2 sama duta palestina
HapusMantaaabbb gan :)
BalasHapusGanteng ? makasih, tau ya klo aku ganteng
Hapus